Firman ALLAH SWT

Sabda Rasulullah SAW

Kalam Tinta Dari Ku

Monday, August 15, 2011

Tazkirah Ramadhan 1 : Akademi Ramadhan 1432H

Syahrul azim mubarak, itulah Ramadhan yang diisyaratkan oleh Rasulullah SAW. Penghulu kepada segala bulan yang didalamnya penuh dengan keberkatan dan keampunan. Manusia yang cintakan dunia, menghadapi Ramadhan dengan keluh kesah kerana di bulan Ramadhan lah waktu kegembiraan pimpinan nafsu dibatas. Manusia yang cinta dan ingin menjadikan diri mereka lebih hampir kepada ALLAH demi meraih kasih sayang dan keampunan ALLAH, menanti ketibaan Ramadhan bagaikan menanti kekasih yang amat dirindu. Kerana 10 hari pertama Ramadhan menjanjikan curahan rahmat dari ALLAH. Sepuluh hari kedua limpahan keampunan. Sepuluh hari ketiga pembebasan dari api neraka. Amat rugilah orang yang tidak mengambil kesempatan untuk memperoleh tiga anugerah ALLAH buat hamba-hamba NYA.





Setiap kali Ramadhan, itulah ungkapan-ungkapan yang sentiasa disebut dan diingatkan kepada umat Islam tatkala Ramadhan menjelma. Kadang-kadang aku terfikir, sejauhmanakah diri aku dan anda semua ambil serius tentang ungkapan dan peringatan tersebut ? Apakah ungkapan dan peringatan tersebut benar-benar kita laksanakan tuntutannya atau hanyalah untuk menjadi penyedap bicara dan halwa telinga ?

Di bulan Ramadhan, alhamdulillah kita boleh menambah amalan sunat kita kerana tidak disibukkan dengan tugasan di rumah seperti ke pasar, memasak dan sebagainya. Lebih banyak ruang dan masa untuk kita bertadarus Al Quran, berzikir, bersolat sunat, bersedekah dan melakukan ibadah sunat yang lain. Tetapi apakah amalan sunat yang kita lakukan itu hanya bermusim di bulan Ramadhan ? Setelah berlalu Ramadhan maka ibadah sunat tersebut kita lupakan. Kita kembali ke sifat asal kita sebagai manusia yang hidup untuk bergelumang dengan maksiat.

Apakah niat kita dalam melangkah ke gerbang Madrasah Ramadhan ? Apakah kita berpuasa untuk menunjukkan kepada orang lain bahawa kita juga mampu berpuasa dalam erti kata menahan diri dari lapar dan dahaga semata ? Sedangkan hati kita masih ternanti-nanti bilakah ada peluang untuk kita melayan hawa nafsu yang sememangnya berselera dan merasa nikmat dengan dosa dan kemungkaran.

Bagi mereka yang ikhlas. Ingin menjadikan Ramadhan sebagai Madrasah yang mentarbiah dirinya agar lebih merasa cinta kepada ALLAH dan Rasul-Nya, insya-ALLAH segala niat murninya akan termakbul. Akan terasalah kemanisan dalam beribadah. Akan terasalah kelazatan hidup dalam cahaya keimanan. Bagi mereka yang melalui Ramadhan hanya sebagai syarat menunjukkan kepada manusia lain bahwa diri mereka juga berpuasa, maka itulah juga yang akan diperolehi mereka. Manusia akan kata "Ya, benar. Si Polan itu seorang Islam sebab dia berpuasa". tetapi puasanya hanya mendapat lapar dan dahaga kerana anggota tubuhnya yang lain masih melakukan kemaksiatan kepada ALLAH.

Mata, masih memandang yang haram. Mulut, masih membicarakan yang haram. Telinga, masih mendengar bunyian yang haram. Tangan, masih melakukan perkara yang haram. Kaki masih berjalan ke arah yang haram. HATI, masih belum mahu tunduk dan patuh kepada hukum syariat ALLAH.

Alangkah hipokritnya kita dengan ALLAH. Itu pun kita masih merasakan bahwa kitalah manusia paling baik di seluruh pelusuk dunia.

Pernah suatu ketika aku dan sahabat-sahabat membuat XPDC di utara tanah air untuk mendekati orang yang kurang bernasib baik dari kita. Mungkin ada di antara kita yang mengaku susah dan sesak. Tapi dalam kesusahan dan kesesakan kita, kita masih mampu berinternet dan berchatting. Hasil perjalanan kami menamatkan musafir kami di sebuah rumah beratap nipah, berlantaikan tanah. Ketibaan kami disambut oleh seorang anak kecil berusia lingkungan 12 tahun.

"Assalamu alaikum" sahabat ku memberi salam

"wa alaikumsalam" terdengar suara kecil di balik daun pintu. Tak lama lepas tu muncul seorang budak lelaki di muka pintu.

"Ayah ada ?" tanya sahabat ku

"Ayah tak dak, dia pi ke utan. Tiga hari sekali baru balik" jawab anak kecil tu

"Ayah tak ada, adik tinggal dengan sapa?"

"Tinggal dengan akak. Dia pun tak dak, pi angkat ayaq di telaga"

"Mak ada ?"

Anak kecil tu terdiam. Lama kami tunggu jawapannya, barulah dia bersuara.

"Mak dah lama meninggal, waktu saya kecik"

"Adik tak gi sekolah ?"

"Saya tak pi sekolah. Cuti setahun"

"Apasal cuti sampai setahun ?" tanya sahabat aku, hairan.

"Kami orang miskin, ayah pi utan cari pucuk kayu, rotan jual di pekan. Tak cukup duit. Kakak sakit. Belanja tak cukup. Saya minta cuti tolong ayah"

Begitulah antara dialog kami yang masih basah dalam ingatan aku.

Saudara-saudari sekelian.

Inilah antara wajah-wajah rakyat Malaya yang pernah aku jumpa. Dalam kita mendabik dada bahwa Malaya adalah negara maju. Masih ada lagi insan manusia yang seagama dan seaqidah dengan kita yang terpinggir dalam kedaifan.

Rasailah kelaparan insan yang kurang bernasib baik dari kita. Rasailah penderitaan mereka, agar kita dapat merasakan keinsafan bahwa nikmat yang ALLAH kurniakan buat kita terlalu banyak dan kita masih lagi kufur dengan nikmat-nikmat tersebut. Andainya kita sedar bahwa nikmat yang ALLAH curahkan kepada kita terlalu banyak sedangkan kesyukuran kita masih belum setimpal dengan nikmat pemberian-NYA, ayuh usahakanlah di madrasah Ramadhan ini untuk mengorak langkah perubahan dalam diri kita.

Saudara-saudari sekelian. Saban hari dan masa. Kehidupan kita dicemari dengan daki maksiat dan kemungkaran. Akibat perlakuan maksiat kita, kita dimarah, kita dicemuh, kita di hina. Kita rasa kurang selesa dengan cemuhan, kutukan dan hinaan tersebut walaupun di lubuk hati kita, kita akui bahwa apa yang kita lakukan adalah bertentangan dengan syariat. Apakah kita tidak takut penderitaan dan siksaan api neraka di akhirat nanti ? Apakah kita sangka ALLAH itu tidak tahu apa maksiat yang kita lakukan dalam keadaan nifaq? Apakah kita sangka kepanasan api neraka ALLAH itu bagaikan kepanasan puntung rokok yang saban hari menjadi nikmat bibir kita ? Andainya kita benci di caci dan dimaki akibat maksiat yang kita lakukan, mengapakah kita tidak berusaha meraih keampunan ALLAH dan berusaha menjadi hamba ALLAH yang mendapat kasih sayang dan rahmat Ilahi ? Ayuhlah kita bersama-sama berusaha meraih keampunan ALLAH di Ramadhan yang penuh berkat ini. Perbaikilah diri kita dengan ikhlas agar kembalinya kita nanti ke pangkuan ALLAH sebagai hamba yang diredhai-NYA dengan hati yang tenang. Jadikanlah Ramadhan ini sebagai titik tolak untuk kita terus meninggalkan kefasadan dan berusaha melaksanakan makrufat. Sebagai bukti bahwa kita ini seorang hamba ALLAH.

Akhir kata, marilah kita bersama-sama menyelusuri Ramadhan yang bakal menjelang ini dengan rasa kehambaan. Rebutlah peluang tatkala syaitan-syaitan dibelenggu, nafsu-nafsu dikekang, pintu rahmat, pintu keampunan dibuka, pintu-pintu neraka ditutup. Bersama iringan doa para malaikat untuk hamba ALLAH yang berpuasa dengan penuh keikhlasan. Jadikanlah Madrasah Ramadhan ini sebagai titik permulaan lembaran baru buat diri kita sebagai hamba ALLAH yang benar-benar mengharapkan keampunan dan kasih sayang ALLAH. Semoga tarbiyah kita kali ini membuahkan hasil yang bakal dituai dengan penuh keuntungan di akhirat

SALAM RAMADHAN buat diri ku dan semua ..........


No comments:

Post a Comment