Firman ALLAH SWT

Sabda Rasulullah SAW

Kalam Tinta Dari Ku

Tuesday, August 17, 2010

Dari DIari Seorang Mujahidah : Ibu & 10 Ramadhan


Sayang,

Hari ini genaplah 100 hari diri mu meninggalkan abang. Hari ini hari ke 6 abang berpuasa di Ramadhan 1431H ini bersendirian tanpa diri mu di sisi. Terasa sunyi dan sepi. Kadang-kadang menitis air mata abang bila terkenang saat yang pernah kita lalui di bulan Ramadhan yang lalu.




Tatkala rindu pada mu menggamit, yang menjadi peneman kesunyian ini hanyalah diari kesayangan mu.



Perlahan diari mu abang singkap.



Ku tatap tulisan dari jari jemari mu. Akan kehidupan yang kau lalui.



Setiap coretan mu menggambarkan kerinduan mu ...... kecintaan mu ..... pahit manis kehidupan mu .... ketabahan mu ...... dan ..... pengorbanan mu........

Coretan mu itu abang gubah, lalu abang abadikan di notes Facebook abang buat tatapan rakan-rakan seperjuangan kita. Agar mereka kenal dan selami isi hati mu. Semoga ianya menjadi jariah buat mu......



########################



Diari Salina

Tarikh : 10 Ramadhan 1430H

Lokasi : Marseille, France

Masa : Menjelang tengah malam



Hari ini genaplah 10 hari kami berpuasa. Berakhirlah fasa pertama dari tiga fasa di Ramadhan yang penuh keberkatan. Masih ku ingat lagi pesanan Sheikh Hisham Kabbani sewaktu mengulas sepotong hadis Rasulullah SAW di Michigan.



Sepuluh hari pertama di Bulan Ramadan adalah Rahmat. Kalian harus mempersiapkan diri kalian menerima rahmat itu. Rahmat itu ada di sana. Allah mengirim kannya dan kalian cuma tinggal menerimanya. Jika kalian mengambilnya dan menaruhnya dalam kalbu kalian, kalbu kalian akan bersinar dan berkilau.



Kemudian dalam 10 hari kedua adalah maghfirah, ampunan. Dan jika Allah SWT memberi sesuatu, seuatu itu akan benar-benar diberikan. Allah Ta'ala.

Sepuluh hari terakhir adalah itqun minan-naar, kebebasan dari api neraka, maka itu benar-benar bermakna seperti itu: kebebasan dari api neraka.



Terus ingatan ku mengimbas kembali zaman kecil ku...............



"Puteri ibu, bangun nak. Ayah sedang menunggu kita untuk bersahur." Itulah ayat yang sering ku dengari yang terlafaz dari mulut ibu ku setiap Ramadhan yang kami tempohi bersama.



Dalam kemamaian terjaga dari tidur yang lena dan kesamaran lampu tidur, masih ku mampu lihat jelas wajah ibu yang mengorak senyum melihat puteri kesayangan bangkit dari tidur. Seperti biasa, ku lihat bekas air mengalir di sudut mata ibu. Juga telekong yang masih dipakai ibu masih terdapat kesan basah.



Ku bertanya kepada ibu, "Ibu menangis lagi ?"



Ibu tidak menjawab. Hanya tersenyum sambil mengusap rambut ku.



" Kenapa ibu selalu menangis ? Ibu sakit ? Adakah puasa ini menjadikan ibu sakit ?"



"Tidak sayang ku. Ibu tidak sakit"



"Jadi mengapa ibu sering menangis ?



" Kita makhluk yang lemah. Memang patut kita menangis selalu"



"Mengapa ibu berkata begitu ?"



" Sebab nasib kita belum tahu"



"Apa maksud ibu ?"



" Kita diciptakan Allah untuk beribadah kepada-Nya. Allah kurniakan kepada kita nikmat yang terbesar yang tidak diberikan kepada manusia yang lain yang hidup lebih awal dari kita iaitu nikmat Iman dan Islam. Tetapi apakah kita mensyukuri nikmat yang Allah berikan ?"



" Apa kaitannya dengan tangisan ibu ?"



"Andainya kita tidak mensyukuri nikmat Iman dan Islam anugerah Ilahi. Tidak mustahil Allah akan tarik semula nikmat tersebut. Berakhirlah hayat kita sebagai makhluk yang tidak beriman dan tidak Islam. Kerana itulah ibu menangis.Menangis sambil menadah tangan kepada Allah agar ibu sekeluarga dan zuriat keturunan ibu dijadikan Allah manusia yang mensyukuri nikmat Iman dan Islam. Yang bakal kembali ke pangkuan Allah sebagai hamba-Nya yang dikasihi dan diampuni.".................



Ya Allah

Begitulah kasih ibu

Tak lekang matanya melihat masa depan zuriatnya

Tak henti mendoakan keselamatan anak-anaknya di dunia dan akhirat

Tak sunyi lidahnya melafazkan munajat keampunan buat anak-anaknya



Ya Allah

Itulah kasih ibu

Mengorbankan masa tidurnya

Menadah tangan kepada Mu

Bersama linangan dan deraian air mata

Demi melihat anak-anaknya menjadi hamba yang mentaati Mu



Ya Allah

Kau kabulkanlah doa ibu

Kau ampunilah dosa ibu

Kasihilah ibu sebagaimana dia mengasihi ku sejak kecil ku

Tanpa didikan ibu, mungkin aku tidak mengenali Mu

Tanpa tunjuk ajar ibu, mungkin aku lupa bahawa aku adalah hamba Mu yang berdosa



Ya Allah

Ku tahu akan rahmat dan ampunan Mu

Namun aku masih lalai untuk memohon kepada Mu

Istighfar yang ku ucap terlalu sedikit berbanding dosa yang telah ku lakukan

Andainya Ramadhan yang hadir

bersama rahmat, keampunan dan kemerdekaan dari api neraka

Aku masih lalai untuk menerimanya

Maka wajarlah aku menjadi bahan bakaran neraka Mu



Ya Allah

Aku tidak layak untuk syurga Mu

Namun tidak pula aku sanggup ke Neraka Mu

Oleh itu kurniakanlah, ampunan kepada ku

Sesungguhnya Engkaulah Pengampun dosa-dosa besar



Al Fatihah buat Ibu dan ayah.



Puteri Salina

Marseille

10 Ramadhan 1430H



#############END#################



Sayangnya, Ramadhan 1430H adalah Ramadhan terakhir buat mu ............



Madrasah Darus Syifa

16 August 2010



4.40am


1 comment:

  1. salam,

    sebak membacanya.semoga saudara masih diberi kekuatan untuk meneruskan perjalanan sementara ini sebelum menempuh alam yang sedang arwah lalui.

    salam ramadhan,salam syawal.Moga istiqamah atas 'jalannya'

    ReplyDelete