Firman ALLAH SWT

Sabda Rasulullah SAW

Kalam Tinta Dari Ku

Friday, January 14, 2011

Ratap Tangis Buat Penawar Duka Penyejuk Jiwa


FIRMAN ALLAH SWT : Terjemahannya : Hampir-hampir langit itu pecah dari sebelah atasnya (karena kebesaran Tuhan) dan malaikat-malaikat bertasbih memuji Tuhannya dan memohon ampun bagi orang yang ada di bumi. Ingatlah bahwa sesungguhnya Allah Dialah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Asy Syura : 5)



Langit berserta isinya sungguh takut pada Allah kerana kebesaran-Nya, sebab itu langit seperti menangis. Dan malaikat-malaikat tidak berhenti-henti menghambakan diri untuk memuji Allah dan mendoakan keselamatan manusia di bumi.



Sedangkan makhluk-makhluk bumi hanya sebahagian kecil saja yang menyedari kebesaran kerajaan langit lalu turut mengabdikan diri sebagai penyerahan total pada Allah SWT. Mereka itu sangat membesarkan Allah dalam setiap tindakan mereka. Imam Bukhari misalnya telah mengungkapkan rasa kehambaannya pada Allah SWT dalam sajaknya. Rintihannya lebih kurang begini :



Di kala malam yang sunyi sepi

sedang bani insan tenggelam dalam tidur dan mimpi,

musafir yang malang ini tersentak bangun

pergi membasuh diri

untuk datang mengadap-Mu Ya Allah.



Lemah lutut ku berdiri di hadapan Mu

sedu-sedan tangisku keharuan

hamba yang lemah serta hina ini

Engkau terima juga mendekat

bersimpuh di bawah Duli Kebesaran Mu.



Ya Rabbi,

hamba tidak tahu pasti

bagaimana penerimaanMu

di kala mendengar pengaduan hamba

yang penuh dosa dan noda ini.



Dalam wahyu yang Engkau nuzulkan

Engkau berjanji untuk sedia menerima pengaduan

dan sudi memberi keampunan.

Dan Muhammad RasulMu yang mulia itu

pernah mengatakan:

"Ampunan Allah lebih besar dari kesalahan insan".



Hamba percaya pada tutur kepastian itu

Sebab itu hamba datang wahai Allah

bukan tidak redha dengan ujian

cuma hendak mengadu pada Mu

tempat hamba kembali nanti

memohon sakinah, maghfirah dan muthmainnah.



Demikianlah bila hati sudah kembali kepada fitrahnya, maka manusia menjadi makhluk yang paling sempurna (insaanul kamil). Tetapi alangkah ruginya kerana tidak semua manusia memilih jalan itu.



Di akhir zaman ini rasa kehambaan dalam hati hamba-hamba Allah sudah pudar. Hati mereka menjadi keras seperti batu. Sandaran kelazatan bermunajat kepada Allah, diganti dengan sandaran bermunajat kepada makhluk. Harta benda, pangkat kebesaran, pujian dan sanjungan menggantikan Tuhan. Tidak kurang yang tertipu dalam menjalani jalan iman. Di sangka itulah jalan yang membawa kepada ketaqwaan, sebaliknya mereka tersesat ke jalan kemusnahan akibat mengabaikan ajaran dan ilmu dari Al Quran. Allah yang mencipta alam hanya disebut dalam bualan. Tetapi dari segi amalan, makhluk dan tok guru dijadikan pujaan.



Allah menggambarkan hal itu dengan firman-Nya : Terjemahannya : Kemudian setelah itu hati kamu menjadi keras seperti batu atau lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu ada yang terpancar mata air lalu mengalir dan sesungguhnya sebagian dari batu itu ada yang retak dan pecah lalu keluar air dari dalamnya. Dan ada pula batu yang jatuh meluncur karena takut kepada Allah. Dan tidaklah Allah lalai terhadap apa yang kamu kerjakan. (Al Baqarah : 74)



Mereka bukan lagi memuja Allah tetapi memuja diri (nafsu) sendiri. Allah SWT tidak dibesarkan dengan selayaknya. Dan syariat Tuhan lahir maupun batin dijadikan bahan gurauan dan mainan mereka semata-mata.



Tetapi selamat dan bahagiakah hidup mereka?



Damaikah negara mereka?



Amankah masyarakat mereka?



Tenangkah rumah tangga mereka?



Lapangkah dada mereka?



Puaskah nafsu mereka?



Dan di manakah syurga dunia yang mereka impi-impikan?



Hidup di tengah-tengah gelombang nafsu ego dan rakus, hasad dengki, gila dunia, dendam, bakhil, riya', ujub dan 1001 macam lagi kejahatan lahir dan batin. Manusia bukan saja tidak dapat memberi ketenangan pada masyarakat sekitarnya bahkan diri dan keluarga sendiri pun gagal mereka letakkan dalam keadaan tenang. Kuman-kuman hasad dengki, takabur, gila dunia, bakhil, riya' dan lain-lain itu penuh mengerumuni hati mereka. Hal tersebut makin memusnahkan kemurnian rasa kemanusiaan dan pasti tidak akan membiarkan hati manusia itu dalam keadaan tenang dan tentram. Kejahatan-kejahatan itu akan senantiasa menggigit hati nurani manusia hingga hati itu selalu sakit.



Sudah kaya tidak puas apalagi kalau miskin. Sudah mempunyai pengikut tidak puas apalagi kalau sendirian. Sudah sehat tidak puas apalagi kalau sakit. Sudah disanjung tidak puas apalagi kalau dihina.



Di dalam kubur nanti kuman-kuman itu akan menjelma menjadi ular dan kalajengking yang menggigit dan mengunyah sekujur tubuh manusia. Sampai di Akhirat mereka akan menyerupai api yang akan membakar dan melumatkan lahir dan batin manusia.



Ketenangan hati hanya akan diperoleh dengan mengakui kehambaan, kekurangan dan kelemahan ke hadirat Allah yang Maha Tinggi. Mengaku berdosa lahir dan batin, takut dengan kebesaran, kekuasaan dan hukum-hukum Allah, mengharapkan kebahagiaan Akhirat dengan melupakan penderitaan di dunia, berkasih sayang sesama manusia, zuhud terhadap dunia, ikhlas beramal semata-mata karena Allah dan lain-lain rasa hati yang telah saya uraikan sebelum ini.



Kebahagiaan di dunia ini adalah ketenangan hati. Dan hati yang tenang adalah hati yang selamat dari kejahatan-kejahatan. Bila hati selamat, barulah manusia akan dipanggil Allah untuk menikmati kebagiaan abadi dalam Syurga Jannatun Naim.



Firman Allah SWT : Terjemahannya : Pada hari manusia meninggalkan dunia ini tidak berguna harta dan anak-anak, kecuali mereka yang datang menghadap Allah membawa hati yang selamat. (Asy Syuara: 88-89)



AYUH !!!

Sebelum mata terus terpejam lewat malam ini di tempat pembaringan.

Dalam sunyi dan kesuraman malam.

Sambil diiringi bunyi sang cengkerik yang sedang berzikir.

Duduklah bersendirian.

Pejamkan mata mu.

Lupakan segala peristiwa yang engkau tempohi siang tadi.

Lapangkan fikiran dan bukalah hati mu.

Lantas ....

Tanyailah diri mu

"TAATKAH AKU ATAU DERHAKAKAH AKU?"

Simpanlah jawapan terhadap persoalan itu dalam hati mu.

Andainya engkau berlaku taat,

maka menangislah

kerana belum tentu di hujung hayat mu engkau berada di dalam ketaatan

Andainya engkau berlaku derhaka,

maka menangislah

kerana ampunan Allah masih terbuka luas buat mu untuk kembali ke rahmat Nya



Mudah-mudahan Allah mengurniakan kita taufik dan hidayah untuk memperoleh hati yang selamat sebagaimana yang Dia maksudkan.


No comments:

Post a Comment